langit-langit malam
yang lengang
tak bosan dihinggapi hiasan
bulan yang riang kini tak lagi
cemerlang: suram
berlindungkan awan
malu memandang wajah sunyiku
yang senantiasa
menunggu
bulan,
maukah kau datang?
_____
Puisi ini telah dimuat di majalah sastra Horison, Maret 2007.
1 komentar :
bagus..... TOP...
Posting Komentar