18.1.12

Bulan

langit-langit malam
yang lengang
tak bosan dihinggapi hiasan

bulan yang riang kini tak lagi
cemerlang: suram
berlindungkan awan
malu memandang wajah sunyiku
yang senantiasa
menunggu

bulan,
maukah kau datang?

_____
Puisi ini telah dimuat di majalah sastra Horison, Maret 2007.

1 komentar :

puspitasari mengatakan...

bagus..... TOP...

Diam adalah mahaguru semenjak mula zaman
Diberdayakan oleh Blogger